Tampilkan postingan dengan label Sains. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sains. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 22 Januari 2011

Sains

FOTO: Tempat Paling Ekstrim di Tata Surya
Fenomena serupa dengan yang terjadi di Bumi namun dengan skala yang jauh lebih dahsyat.
Sabtu, 22 Januari 2011, 00:35 WIB
Muhammad Firman
VIVAnews - Sistem tata surya kita merupakan tempat berbagai kondisi ekstrim. Dalam bukunya yang berjudul The 50 Most Extreme Places in Our Solar System, David Baker dan Todd Ratcliff memaparkan di mana saja tempat-tempat yang paling unik hingga mengerikan di tata surya.

Badai Tercepat
Awan badai berkecepatan hingga 600km/jam telah terjadi di planet Jupiter selama hampir 345 tahun sejak pertama kali berhasil diamati pada tahun 1665.

Palung Samudera Terdalam
Europa, salah satu bulan milik planet Jupiter memiliki palung samudera terdalam di tata surya. Kedalamannya diperkirakan mencapai 100km atau 10 kali lipat palung Mariana, titik terdalam di planet Bumi.

Kawasan Volkanik Terpadat

Io, salah satu bulan yang juga milik planet Jupiter, merupakan tempat dengan tingkat aktivitas vulkanik tertinggi di tata surya. Seluruh permukannya bulan itu dipenuhi oleh gunung berapi aktif.

Petir Terhebat
Sambaran petir atau kilat di planet Saturnus berkekuatan hingga 1.000 kali lipat petir yang terjadi di bumi.

Durasi Siang-Malam Terkacau
Hyperion, salah satu bulan yang dimiliki planet Saturnus berotasi secara tidak beraturan. Dampaknya, rotasi tersebut mengakibatkan waktu siang dan malam di bulan itu tidak pernah sama tiap harinya.

Hujan Termewah
Para peneliti mengungkapkan teori paling menarik. Diperkirakan, reaksi kimia yang terjadi di atmosfer Planet Uranus dan Neptunus akan menghasilkan hujan berlian di seluruh permukaan planet.

Tempat Terpanas
Suhu permukaan yang mencapai 460 derajat celcius menjadikan planet Venus sebagai planet yang paling panas di tata surya. Sebagai gambaran, planet Merkurius, planet terdekat dengan Matahari, suhunya sangat bervariasi namun tak sampai setinggi suhu Venus. Di kawasan terpanas Merkurius, suhunya hanya mencapai 426 derajat celsius.

Gunung Tertinggi
Gunung Olympus di planet Mars adalah gunung api tertinggi di tata surya. Ketinggiannya mencapai 27 ribu meter atau 3 kali lipat tinggi gunung Everest yang ada di planet Bumi.

Ngarai Terbesar
Planet Mars memiliki ngarai terbesar di tata surya, kedalamannya diperkirakan mencapai sekitar 10 ribu meter atau hingga 6 kali lipat kedalaman ngarai Grand Canyon di Amerika Serikat. Berikut foto: Tempat Paling Ekstrim di Tata Surya. (NASA, Edliadi)
• VIVAnews
read more...

Selasa, 18 Januari 2011

Sains

Black Hole Terbesar, 6,6 Miliar Kali Matahari
Lubang hitam ini berukuran cukup besar untuk menelan seluruh sistem tata surya kita.
Selasa, 18 Januari 2011, 11:36 WIB
Muhammad Firman
VIVAnews - Astronom berhasil melakukan pengukuran terhadap lubang hitam (black hole) terbesar di sistem tata surya tetangga. Diperkirakan, black hole tersebut memiliki bobot yang sama dengan 6,6 miliar bobot matahari.

Melihat ukurannya yang raksasa, lubang hitam yang berada di M87, galaksi berbentuk elips itu bisa menjadi black hole pertama yang bisa ditangkap secara langsung oleh teleskop, bukan ditemukan berdasarkan bukti-bukti yang didapat.

Karl Gebhardt, astronom dari University of Texas, Amerika Serikat yang memimpin tim peneliti menggunakan teleskop Gemini North berukuran diameter 8 meter yang ada di Hawaii. Mereka mengamati pergerakan bintang-bintang di sekitar lubang hitam itu.

Untuk mendapatkan massa lubang hitam secara konklusif, Gebhardt dan timnya perlu memperhitungkan seluruh komponen di galaksi. Termasuk halo gelap – sebuah kawasan yang mengelilingi galaksi yang dipenuhi dengan partikel gelap – lubang hitam dan bintang-bintang.

Gebhardt menggunakan fasilitas Near-Infrared Field Spectograph di teleskop Gemini untuk mengukur kecepatan bintang-bintang saat mereka mengorbit lubang hitam. Optik adaptif kemudian digunakan untuk mengganti secara real time setiap perpindahan di atmosfir yang bisa mengaburkan detail yang dapat ditangkap oleh teleskop di Bumi.

Hasilnya, tim berhasil melacak bintang-bintang pada pusat galaksi M87 dengan akurasi 10 kali lebih baik dibanding sebelumnya.

“Temuan ini hanya bisa dimungkinkan dengan mengombinasikan kelebihan ukuran teleskop dan resolusi spasial pada level yang umumnya hanya diperkenankan untuk digunakan pada fasilitas luar angkasa,” kata Gebhardt, seperti dikutip dari TGDaily, 18 Januari 2011.

Penemuan tersebut juga membuka peluang dimungkinkannya manusia melihat lubang hitam. “Saat ini belum ada bukti langsung bahwa lubang hitam benar-benar ada,” kata Gebhardt. “Saat ini lubang hitam baru bisa disimpulkan,” ucapnya.

Menurut Gebhardt, lubang hitam di M87 sangat raksasa sehingga astronom di masa depan bisa mendeteksi ‘event horizon’ atau sisi terluar, di mana tidak ada apapun yang bisa menghindar darinya. Diperkirakan, event horizon milik lubang hitam M87 berukuran tiga kali lebih besar dibanding orbit planet Pluto. Ukuran ini cukup besar untuk menelan seluruh sistem tata surya kita.

Meski teknologi untuk melihat secara langsung lubang hitam, Gebhardt menyebutkan, di masa depan, astronom juga bisa menggunakan jaringan teleskop sub milimeter di seluruh dunia untuk mencari bayangan dari event horizon pada piringan gas yang mengelilingi lubang hitam M87. (umi)
read more...

Minggu, 16 Januari 2011

Sains

Proyek Rahasia Inggris: Baju Perang 'Cair'
Formula futuristik dimasukkan di antara lembaran Kevlar. Hasilnya, menakjubkan.
Jum'at, 14 Januari 2011, 12:02 WIB
Elin Yunita Kristanti
VIVAnews -- Sebuah temuan baru revolusioner dalam dunia militer sedang dikembangkan di Inggris. Bentuknya, baju perang antipeluru canggih yang diharapkan bisa menyelamatkan jiwa para serdadu di medang perang.

Bukan baju perang biasa, alih-alih dibuat dari material padat, ini terbuat dari sejenis cairan.

Para ilmuwan telah menciptakan zat sangat rahasia yang mampu menyerap kekuatan tembakan lawan atau pecahan peluru. Zat ini akan menebal dan mengeras saat peluru menyentuh sasaran.

Para pejabat pertahanan Inggris meyakini, baju ini akan lebih ringan, fleksibel, dan  menawarkan perlindungan yang lebih besar untuk prajurit di medan  perang.

"Baju perang cair" berteknologi tinggi ini dipamerkan dalam sebuah konferensi militer di London, berdampingan dengan berbagai gadget ala James Bond.

Apa bedanya dengan baju perang biasa?

Para peneliti telah memasukkan formula futuristik, cairan yang bisa menebal, di antara lembaran Kevlar -- serat fiber sintetis bahan rompi antipeluru yang kekuatannya lima kali lipat dari baja -- untuk menghasilkan baju perang super.

Meski disebut cair, molekul rahasia yang dikembangkan ilmuwan berbentuk mirip custard, semacam puding, yang relatif solid dan lebih tebal dari cairan biasa.

Dengan bahan ini, para ahli militer mengatakan, berat baju perang yang dihasilkan hanya setengah dari berat rompi antipeluru biasa,

yang memungkinkan para prajurit melakukan manuver lebih bebas. Saat ini prajurit mengenakan pelindung tubuh berat yang terbuat dari piring keramik dan lapisan Kevlar. Selain berat, baju itu tentu saja  tak  nyaman di zona perang panas seperti Afghanistan yang bisa  mencapai 50 derajat Celcius.

Teknologi ini dikembangkan oleh tim ilmuwan dan perusahaan peralatan keamanan BAe System di Filton, Bristol.

Para ilmuwan menguji kedigdayaan material itu dengan cara menembakkan  peluru dari pistol kaliber 9 milimeter ke 31 lapis Kevlar,  dibandingkan dengan 10 lapis Kevlar yang dikombinasikan dengan  zat super itu.

Hasilnya, saat baju pelindung cair terkena proyektil, dampak itu  disebar di wilayah yang lebih luas. Ini akan mengurangi kemungkinan tentara terluka atau terbunuh oleh kekuatan tembakan peluru karena tidak terkonsentrasi pada satu wilayah kecil.

Sementara, baju pelindung tradisional memiliki efek samping: menyebabkan memar, tulang rusuk retak, dan bahkan kerusakan organ dalam.

BAE Systems akan mengembangkan baju perng canggih ini sehingga bisa menahan kekuatan senjata yang lebih berat, termasuk senapan serbu AK47 digunakan oleh Taliban.

Perusahaan pembuatnya yakin tentara bisa menggunakan rompi pelindung baru dalam dua tahun. "Ada cukup banyak modal dari Departemen Pertahanan. Kami harap ini segera bisa dipakai serdadu di garis depan," kata Nick Haigh, juru bicara BAe Systems, seperti dimuat Daily Mail, 13 Januari 2011.

"Rompi pelindung tradisional Kevlar sangat efektif tetapi terlalu berat dan besar. Jika kita mampu mengurangi beban berat bagi tentara, kerja mereka akan lebih efektif. "
• VIVAnews
read more...

Kamis, 13 Januari 2011

Sains

Danau Paling Asin di Seluruh Dunia
Danau dengan kadar garam tertinggi di dunia ini memasok 80% total produksi garam Rusia.
Jum'at, 7 Januari 2011, 12:09 WIB
Muhammad Firman
VIVAnews - Danau garam dengan berbagai ukuran tersebar di beberapa tempat di Rusia dan Kazakhstan. Salah satunya adalah Danau Baskunchak. Danau ini merupakan sebuah danau berair asin berukuran luas 115 kilometer persegi di kawasan Astrakhan Oblast, Russia.

Seperti dikutip dari Eosnap, 7 Januari 2011, lokasi Baskunchak berada di sekitar 270 kilometer utara Laut Kaspia dan 53 kilometer ke arah timur Volga, sungai terbesar di Eropa.

Baskunchak sendiri bukanlah danau asin terbesar di negeri itu. Rusia masih punya danau Elton yang berada di kawasan Volgograd Oblast, Rusia, dekat perbatasan Kazakhstan. Danau Elton memiliki luas 150 kilometer persegi dan memiliki kedalaman 30 sampai 60 sentimeter.

Meski demikian, Baskunchak merupakan danau asin dengan kadar garam tertinggi di dunia. Ia juga memasok 80 persen dari total produksi garam Rusia.

Salinitas air di danau itu mencapai 300 g/l (gram per liter). Dari penelitian, garam di danau itu juga sangat murni, mencapai 99,8 persen NaCl. Tergantung kebutuhan, sekitar 1,5 sampai 5 juta ton garam dikeruk dari danau itu per tahunnya.

Air yang ada di Baskunchak berasal dari sungai yang mengalir. Adapun ketinggian permukaan danau itu berada di 21 meter di bawah permukaan laut. Sejak tahun 1997, kawasan danau Baskunchak dilindungi ketat sebagai cagar alam.

Pada bagian selatan danau terdapat ‘Gunung’ Bolshoye Bogdo. Gunung ini memiliki ketinggian 150 meter di atas permukaan laut dan menjadi dataran tertinggi di kawasan cekungan Kaspia. Akibat penumpukan garam, gunung Bolshoye Bogdo juga bertambah tinggi hingga 1 milimeter per tahun. Bagi warga Kalmyk yang tinggal di sekitarnya, gunung ini merupakan tanah suci. (kd)
read more...

Sains

Tahun 2100, Gletser Meleleh Hingga 90%
Namun demikian, gletser di pegunungan Himalaya hanya akan berkurang 10 sampai 15 persen.
Rabu, 12 Januari 2011, 11:23 WIB
Muhammad Firman
VIVAnews - Dari penelitian terbaru yang dilakukan oleh Natur Geoscience, sejumlah gletser kecil di berbagai kawasan dunia akan mencair akibat pemanasan global. Meski demikian, gletser di gunung Himalaya masih aman.

Penelitian yang disebut-sebut paling komprehensif yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa separuh dari gletser yang berukuran kurang dari 5 kilometer persegi akan sirna seluruhnya di tahun 2100 mendatang.

Padahal, gletser berukuran ini mencakup sekitar 40% total gletser dunia.

“Meski proyeksi peningkatan tinggi permukaan laut yang kami dapatkan sama dengan penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh IPCC, hasil yang kami temukan lebih detail dan menggambarkan kondisi per kawasan,” kata Valentina Radic, peneliti dari University of British Columbia.

Radic menyebutkan, penelitian ini memungkinkan kita mengetahui gambaran perubahan volume es secara regional dan potensi dampak yang dihasilkan terhadap persediaan air dan perubahan pada distribusi ukuran gletser.

Dari sisi dampak perubahan iklim terhadap kawasan, pada penelitian disimpulkan bahwa pada tahun 2100, gletser di Eropa akan berkurang 50 sampai 90 persen. Di pegunungan Kaukasus, pengurangan gletser mencapai 45 sampai 90 persen. Di Selandia baru, 60 sampai 85 persen gletser lenyap.

Meski penurunan jumlah gletser ini cukup dramatis, dari sisi kenaikan permukaan laut, efek hilangnya gletser tersebut diperkirakan tidak terlalu besar. Pasalnya, kontributor terbesar kenaikan permukaan air laut adalah mencairnya es di Kanada, Alaska, dan Antartika.

Selain itu, meski sejumlah kawasan dunia mengalami kehilangan gletser dalam jumlah yang cukup signifikan, ada kabar gembira bagi gletser di pegunungan Himalaya. Diperkirakan, pada tahun 2100, gunung itu hanya kehilangan sedikit saja es-nya, yakni hanya 10 sampai 15 persen saja. (hs)
read more...

Sains

Bola Api Hijau Misterius Melintasi Langit AS
"Yang bisa kupikirkan, hanya bayangan soal kiamat 2012 -- setelah kematian massal burung."
Kamis, 13 Januari 2011, 11:39 WIB
Elin Yunita Kristanti
VIVAnews -- Sebuah bola api menakjubkan terlihat melintas di langit timur Amerika Serikat, Selasa 11 Januari 2011 malam. Saat menuruni Bumi, benda itu mengeluarkan kilat cahaya menyilaukan, menerangi malam.

"Aku melihat bola api raksasa jatuh dari langit," kata saksi mata Rodney Anderson seperti dimuat situs www.ksla.com.

Ia mengaku gugup saat itu. "Yang bisa kupikirkan, hanya bayangan soal kiamat 2012 -- setelah kematian massal ikan dan ribuan bangkai burung jatuh dari langit."

Gambaran tentang bola api besar yang melintas juga datang dari pasangan Bruce dan Beverly Faulkne. Mereka mengaku melihatnya saat membelokkan mobil menuju pekarangan mereka di Mississippi.

"Sebelum aku berbelok dengan sempurna, benda itu sudah menghilang," kata Bruce yang mendeskripsikan meteorit yang ia lihat seukuran mobil SUV dan memiliki ekor berwarna oranye.

"Kami pikir jika 10 kaki lebih rendah,  bola api itu bisa membakar gudang pertanian milik kami atau apapun," kata Bruce Faulkne.
Badan Meteorologi setempat mengaku menerima lusinan telepon soal penampakan cahaya misterius di langit.

Sementara, Randle Drane, Direktur Manajemen Darurat di Copiah County, Mississippi, mengatakan, tak hanya melihat kilatan cahaya, warga juga melaporkan mendengar suara ledakan.

"Pasukan pemadam kebakaran dan sukarelawan pergi mencari tahu apa yang terjadi, tapi mereka pulang dengan tangan kosong," kata Drane, seperti dimuat Daily Mail.

Apa benda mistrius itu? Pejabat setempat mengatakan bahwa sinar misterius yang bisa terlihat dari Oklahoma sampai Florida itu diduga kuat adalah meteorit.

Diduga kuat batu luar angkasa itu mungkin mengandung tembaga, itu berdasarkan kesaksian beberapa saksi yang melaporkan melihat semburat hijau terang dari meteorit itu.

Seorang astronom amatir, Bryan Bergon sempat mengabadikan meteorit tersebut. Ia sedang mengamati konstelasi Orion saat tiba-tiba terlihat cahaya terang di langit.

Sementara, Kantor Sheriff  Sebastian County  di Arkansas mengatakan meteorit diduga kuat menghantam wilayah di dekat Poteau Mountain, Oklahoma sekitar pukul 20.30 waktu setempat.

Dr. Alexander Ruzick dari Portland State University mengatakan meteorit adalah hal yang biasa yang bisa terjadi di seluruh dunia.

Pada 8 Oktober 2009, meteorit juga 'mampir' di Bone, Sulawesi Selatan.

Menurut perkiraan Badan Antariksa AS, NASA, asteroid yang meledak di Bone berdiameter 10 meter dengan kekuatannya tiga kali bom atom yang meluluhlantakkan Hiroshima atau 50 ribu ton TNT (bahan pembuat bom). Asteroid Bone adalah salah satu yang terbesar yang pernah diobservasi.

Beruntung, asteroid itu tak menyebabkan kematian dan kehancuran massal. Menurut ahli astronomi, Peter Brown dari University Western Ontario, Canada, kehancuran tak terjadi karena meledak pada ketinggian  15 sampai 20 kilometer di atas permukaan bumi.
kilat cahaya yang dihasilkan meteor
read more...

Sabtu, 08 Januari 2011

Sains

Kutub Utara Bergeser, Landasan Bandara Diubah
Landasan utama Bandara Tampa Florida ditutup sementara akibat pergeseran kutub magnet bumi
Jum'at, 7 Januari 2011, 17:04 WIB
Indra Darmawan
VIVAnews - Pergeseran kutub magnet bumi akhir-akhir ini ternyata sangat mempengaruhi navigasi penerbangan.
Baru-baru ini, bandara internasional Tampa, Florida terpaksa harus  menyesuaikan lintasan runway mereka, gara-gara terjadinya pergeseran kutub utara bumi.
Penyesuaian ini dilakukan agar informasi yang menjadi patokan bagi para pilot saat menerbangkan dan mendaratkan pesawat tidak salah dan berujung pada kecelakaan.
"Kutub magnet bumi bergeser, mereka secara konstan bergerak dan saat pilot menuju runway mereka menggunakan kompas sehingga kami musti menyesuaikan," kata Director of Operations Tampa International Airport, Robert Burr, seperti dikutip dari situs DailyMail.
Oleh karenanya, bandara Tampa Florida telah menutup lintasan runway utamanya hingga 13 Januari mendatang dan mengubah jalur taxi pesawat untuk pembenahan tersebut.
Jalur runway timur dan timur-barat juga akan ditutup akhir bulan ini untuk mengubah sinyal-sinyal agar sesuai dengan perubahan magnetik yang terjadi.
Magnetic makeover: Thanks to gradual shifting of the Earth's magnetic field, Tampa International Airport has to renumber its runway, with '19R' and '19L' taking over from '18R' and '18L' to reflect the magnetic shift
Kutub utara sendiri saat ini berada di Pulau Ellesmere, Kanada Utara, yang letaknya 3.500 mil dari bandara internasional Tampa. Perubahan medan magnet bumi yang dipicu oleh kondisi inti bumi menyebabkan kutub utara bergeser ke arah Rusia.
Pergeseran kutub ini merupakan pergeseran yang paling dramatis dalam abad ini. Kutub telah bergeser ke arah timur laut sekitar 9 mil per tahun pada 1904.
Namun, sejak 2007 kutub bumi bergeser lebih cepat, yakni ke arah Siberia setidaknya dengan kecepatan 35 mil per tahun.
read more...

Jumat, 07 Januari 2011

Sains

Kota Berpolusi Terparah di Planet Bumi
Tak ada tumbuhan hidup di jarak 100 meter dari pinggir sungai yang mengalir di kota ini.
Kamis, 6 Januari 2011, 16:44 WIB
Muhammad Firman
VIVAnews - Karabash merupakan sebuah kota kecil di kawasan Chelyabinsk, Rusia. Kota berpenduduk 15 ribu orang itu mulai ramai sejak tahun 1822, setelah para penambang menemukan cadangan emas di kawasan tersebut.

Di awal abad ke-20, penambang juga mulai menggali tembaga dari perut bumi. Sayangnya, setelah beberapa dekade biji tembaga dikuras dan masyarakat mendirikan pabrik peleburan logam, kota itu kemudian berubah menjadi kawasan darurat ekologi.

Seperti dikutip dari EnglishRussia, 6 Januari 2011, setiap tahun, pabrik itu mengeluarkan 180 ton gas yang kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam di kawasan sekitarnya. Sebagai bukti parahnya polusi dan hujan asam itu, pegunungan di sekitar Karabash kehilangan seluruh pohonnya.

Kota Karabash sendiri sangat berdebu, masyarakat kerap mengalami gangguan pernafasan. Tumor, eksim, batu ginjal, pikun, pertumbuhan tidak normal, dan kelumpuhan otak merupakan penyakit yang umum terjadi.

Pada sungai yang mengalir di kota itu, konsentrasi zat besi mencapai 500 kali lipat dibanding rata-rata. Tidak ada tumbuhan yang mampu hidup dalam jarak 100 meter dari pinggir sungai.

Meski kondisi ekologi di Karabash sudah mulai membaik, fasilitas perawatan sudah mulai dibangun, akan tetapi kondisi daerah itu masih jauh dari normal. Gas dan asap yang keluar dari proses peleburan tembaga terus dihembuskan. Padahal emisi itu tidak pernah disaring sebelumnya. Gundukan material limbah pabrik juga mencapai tinggi lebih dari 50 meter.

Black Top Mountain, gunung di Karabash yang kehilangan hijaunyaDengan hujan asam yang turun terus menerus, nyaris seluruh vegetasi mati. Hujan angin juga menghanyutkan tanah dan gunung-gunung berubah menjadi bongkahan batu.

Akhir 1989, pabrik di Karabash dihentikan karena situasi ekologi yang semakin parah. Seperlima penduduk kehilangan pekerjaan dan kota itu mengalami periode krisis. Namun meningkatnya masalah akibat sosioekonomi membuat produksi pabrik di kota itu kembali digulirkan pada tahun 1998. (hs)
• VIVAnews
read more...

Sains

Astronom Siap Saksikan Lahirnya Galaksi Baru
Di antaranya, dari mana galaksi berasal dan bagaimana alam semesta terbentuk pada awalnya.
Jum'at, 7 Januari 2011, 00:17 WIB
Muhammad Firman
VIVAnews - Sebuah fasilitas teleskop sedang disiapkan untuk memantau ruang angkasa demi menyaksikan lahirnya galaksi ataupun bintang baru.

Cerro Chajnantor Atacama Telescope (CCAT), yaitu teleskop yang dibangun oleh astronom asal Cornell University, Amerika Serikat itu akan berlokasi di pegunungan Andes, Chile pada ketinggian 5.600 meter di atas permukaan laut.

Teleskop ini nantinya bisa digunakan oleh astronom dari seluruh dunia untuk memecahkan pertanyaan paling mendasar. Yakni, dari mana galaksi berasal dan bagaimana alam semesta terbentuk pada awalnya.

“Karbon di tubuh kita, silikon di komputer, perhiasan emas yang kita berikan pada pasangan, seluruhnya merupakan barang-barang yang diproduksi saat galaksi kita lahir,” kata Riccardo Giovanelli, profesor astronomi asal Cornell, dan ketua tim pengembang CCAT, seperti dikutip dari Space, Kamis 6 Januari 2011. “Hal-hal seperti inilah yang akan dieksplorasi menggunakan CCAT”.

Giovanelli menyebutkan, untuk dapat memahami proses pembentukan bahan-bahan yang dinikmati sekarang, perlu mengetahui bagaimana alam semesta terbentuk.

Teleskop CCAT itu akan memiliki diameter 25 meter dan menggunakan kamera serta spektrometer berukuran besar. Nantinya, teleskop akan dapat mensurvei langit dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang dalam satuan milimeter ataupun sub milimeter yang mampu memberikan kombinasi sensitivitas dan resolusi yang lebih luas.

Dengan kemampuan melakukan survei berskala besar terhadap langit, proyek ini juga akan melengkapi teleskop internasional Atacama Large Millimeter Array (ALMA) yang saat ini sudah mulai dibangun di kawasan yang sama, yakni gurun pasir Atacama, Chile.

Kedua fasilitas ini nantinya akan dapat bekerja secara bersama-sama. CCAT akan bertugas untuk menemukan sumber-sumber baru, sedangkan ALMA melakukan follow up dengan menghadirkan gambar-gambar yang lebih detail.
read more...

Rabu, 05 Januari 2011

Sains

Astronom Cilik 10 Tahun Temukan Supernova
Gadis cilik ini menjadi orang termuda yang menemukan supernova.
Rabu, 5 Januari 2011, 07:30 WIB
Elin Yunita Kristanti
VIVAnews -- Usianya baru 10 tahun, namun Kathryn Gray telah mencatatkan namanya di dunia astronomi. Gadis cilik ini menjadi orang termuda yang menemukan supernova.

Di malam tahun baru, anak yang berasal dari Kanada ini menemukan supernova dengan magnitude 17 -- ledakan besar yang menandai kematian sebuah bintang, seringkali lebih besar dari Matahari. Bintang yang mengalami supernova akan tampak sangat terang, bahkan lebih bersibar dari semua galaksi.

Untuk mencari sebuah supernova, harus rajin menyisir lusinan gambar lama kolom bintang, membandingkannya dengan gambar yang baru. Penampakan supernova seperti titik terang pada kolom bintang.

Kathryn yang punya nama tengah 'Aurora', mempelajari gambar-gambar yang diambil sebuah observatorium amatir yang dikirimkan ayahnya, astronom amatir Paul Gray. Gambar-gambar itu diambil dari teleskop milik Cave Lane, mantan astronom di Nova Scotia.

Ia menemukan supernova, yang dijuliki  Supernova 2010lt, setelah empat kali mengamati 52 gambar dari layar komputer.

Lalu, "Kathryn menunjuk ke arah layar dan berkata: inikah? Aku berkata, ya, bagus," kata ayahnya, Kathryn seperti dimuat situs Daily Mail.

Supernova yang ditemukan berada di galaksi yang jauh, UGC 3378 yang terletak di konstelasi Camelopardalis -- sekitar 240 juta tahun cahaya dari Bumi.

Royal Astronomical Society of Canada (RASC) mengatakan Kathryn adalah penemu termuda. Penemuan ini dengan cepat dikonfirmasi oleh Persatuan Astronomi Internasional (International Astronomical Union).

"Sangat fantastis, anak semuda itu memiliki gairah dalam dunia astronomi. Ini adalah temuan yang luar biasa, kami sangat senang," kata Direktur Eksekutif RASC, Deborah Thompson.

Apalagi, supernova terakhir di galaksi kita terjadi beberapa ratus tahun lalu.

Kathryn mengaku ia berencana untuk terus memindai langit dan mencari supernova. Kata dia, itu hobinya.
• VIVAnews
read more...

Selasa, 04 Januari 2011

Sains

Mata yang Mirip Kawah di Planet Mars
Seorang pria asal Armenia menemukan mata yang mirip dengan kawah di Planet Mars.
Minggu, 2 Januari 2011, 11:23 WIB
Indra Darmawan
VIVAnews - Mungkin Anda pernah mendengar adagium lawas yang mengatakan bahwa 'Mata adalah jendela jiwa'.
Namun, pria berasal Armenia berhasil membuka mata seluruh dunia, bahwa bila diamati secara seksama, mata manusia bisa menjadi 'jendela' untuk melihat sebuah gambaran dari permukaan sebuah planet.
Seperti Dilansir oleh DailyMail, Suren Manvelyan guru 34 tahun dari Yerevan Armenia, berhasil memotret tampilan mikroskopis dari iris mata beberapa kenalannya dengan metode makro.
Dan hasilnya, adalah temuan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.Ada mata yang mirip dengan kawah di planet Mars, ada pula yang mirip dengan sebuah kawah gunung berapi.
"Setiap hari kita melihat ratusan mata orang, namun kita bahkan tak pernah curiga bahwa mereka memiliki struktur yang sangat indah, seperti sebuah gambaran di permukaan planet yang belum pernah diketahui manusia,"kata Manvelyan seperti dikutip dari DailyMail.

Pemandangan mikroskopis iris mata orang-orang yang difoto oleh Manvelyan adalah sebuah bagian dari mata, yang secara otomatis mengatur dan menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk ke dalam mata.

Sebelumnya, Manvelyan mengaku tak pernah menyangka, bahwa iris mata setiap orang memiliki penampilan yang sangat rumit. Seperti halnya sebuah sidik jari, setiap iris mata manusia juga memiliki keunikan masing-masing.

"Adalah hal yang sangat alami bila Anda memotret dengan mode makro terhadap binatang serangga, atau tanaman. Namun, saat membuat foto mata, saya tak pernah mengira hasilnya seperti ini," kata Manvelyan.
Berkat penemuannya ini, Manvelyan makin getol menjadikan mata teman-temannya, rekan-rekan kerjanya, hingga siswa-siswanya menjadi model yang mirip dengan kawah di planet antah berantah.

Lebih lanjut, Manvelyan mengunggah hasil-hasil foto iris matanya di sebuah blog yang ia namakan 'Your beautiful eyes'. Karya-karya Manvelyan sangat unik.
Manvelyan sendiri mulai menekuni fotografi sejak 16 tahun dan kini memimpin sebuah majalah di Yerevan.
Sayangnya, ia tak bersedia mengatakan bagaimana caranya membuat foto mata seperti itu. 'Proses pengambilan foto ini masih rahasia," katanya.
read more...

Sabtu, 01 Januari 2011

Sains

Orang Liberal Miliki Otak Besar Lebih Tebal
"Struktur otak dalam hal tertentu menentukan atau hasil dari perilaku politik kita."
Kamis, 30 Desember 2010, 06:30 WIB
Arfi Bambani Amri
VIVAnews - Sebuah penelitian di University College London menemukan koneksi antara tebal-tipis bagian otak tertentu dengan ideologi atau pandangan politik seseorang. Bentuk otak orang berpandangan kanan atau konservatif berbeda dengan bentuk otak yang berpandangan kiri atau liberal.

Hasil pemindaian atas otak 90 mahasiswa di University College London membuktikan, orang yang mengaku sayap kanan memiliki amygdala, bagian otak yang berkaitan dengan emosi, yang lebih tebal, namun anterior cingulates, bagian tengah otaknya, lebih tipis daripada orang yang mengaku sayap kiri.

Geraint Rees, Direktor Institut Neurosains Kognitif UCL yang melakukan penelitian ini, menyatakan "sangat terkejut" dengan temuan ini. Temuan ini sendiri akan dikaji lebih lanjut untuk dipublikasikan tahun depan.

Seperti dilansir news.com.au, Rees menyatakan, meski tak bisa memprediksi persis pendirian seseorang melalui pemindaian, namun terdapat sebuah korelasi kuat atas semua tes-tes ilmiah yang signifikan.

"Kami menemukan bahwa ketebalan otak besar, di mana sel syaraf neuron berada, lebih tebal pada orang-orang yang menyebut dirinya sebagai liberal atau saya kiri dan lebih tipis untuk mereka yang menyebut dirinya konservatif atau sayap kanan," kata Rees dalam program BBC Radio's Today.

"Amygdala adalah bagian dari otak yang sangat tua dan kuno dan dikira sangat primitif, berkaitan dengan deteksi emosi," kata Rees. Amygdala kanan lebih besar pada orang yang menyebut dirinya konservatif.

Penemuan ini, kata Rees, sangat signifikan karena menandakan ada sesuatu pada perilaku politik yang telah tertanam di dalam struktur otak kita melalui pengalaman kita. "Atau bahwa struktur otak dalam hal tertentu menentukan atau hasil dari perilaku politik kita," katanya.
read more...

Rabu, 29 Desember 2010

Sains

Peneliti Temukan Hewan Hidup Tanpa Oksigen
Temuan ini membuka kemungkinan adanya kehidupan di lingkungan bebas oksigen lainnya.
Senin, 27 Desember 2010, 10:42 WIB
Muhammad Firman
VIVAnews - Sekelompok peneliti laut dalam asal Italia dan Denmark menemukan hewan multiseluler yang melangsungkan seluruh hidupnya tanpa menghirup oksigen.

Kelompok peneliti itu menemukan tiga spesies Loricifera (hewan serupa ubur-ubur berukuran panjang kurang dari satu milimeter) di endapan cekungan L’Atalante, sebuah kawasan perairan asin tak beroksigen di kedalaman 3000 meter, dasar laut Mediterrania, atau laut tengah.

Ketika Antonio Pusceddu, peneliti dari Marche Polytechnic University, Italia, dan rekan-rekannya menemukan Loricifera tersebut, mereka memperkirakan bahwa hewan itu jatuh ke dasar laut setelah hewan itu mati.

“Kami kira sangatlah tidak mungkin mereka bisa hidup di sana,” kata Pusceddu, seperti dikutip dari Discovermagazine, 27 Desember 2010. Akan tetapi, dari uji coba yang dilakukan pada dua ekspedisi berikutnya, diketahui bahwa hewan yang ditemukan itu masih hidup.

Pusceddu menyebutkan, Loricifera memiliki cara adaptasi yang unik terhadap lingkungan bebas oksigen.

Hewan ini tidak memiliki mitochondria (sel yang mampu mengonversi oksigen menjadi energi seperti yang ada di seluruh sel hewan lainnya). Akan tetapi mereka menggunakan struktur yang menyerupai hydrogenosom, organ yang menggunakan mikroba untuk menghasilkan energi.

Yang menarik, temuan ini membuka kemungkinan adanya kehidupan hewan yang lebih kompleks di lingkungan keras bebas oksigen lainnya. Baik di Bumi ataupun di tempat-tempat lain. (hs)
read more...

Sains

Ubur-ubur Mengancam Kehidupan Laut
Faktor penyebab melesatnya populasi ubur-ubur adalah polusi, suhu dan penangkapan ikan.
Selasa, 28 Desember 2010, 11:36 WIB
Muhammad Firman
VIVAnews - Ubur-ubur merupakan makhluk laut yang jelek, cukup berbahaya, dan tidak seperti pembunuh lainnya di samudera yakni hiu. Ubur-ubur tidak terlalu enak untuk disantap. Sayangnya, hewan itu kini siap menguasai dua pertiga bagian planet Bumi.

Pada tahun 2006 sampai 2010, sekelompok kawanan besar ubur-ubur menginvasi pantai-pantai di Spanyol. Menyengat puluhan ribu perenang. Di sejumlah tempat, ubur-ubur ini hadir dengan konsentrasi hingga 10 ekor per meter persegi.

Kelompok ubur-ubur ini juga muncul di kawasan lain di seluruh dunia. Tahun 2007, Hawaii dan Irlandia mengalami hama ubur-ubur. Perairan Israel dan Prancis di tahun 2008. Tunisia dan Italia diserbu pada 2009. Di Jepang, ubur-ubur berukuran hingga 1,8 meter makin banyak bermunculan.

Di perairan kawasan utara Australia, populasi ubur-ubur dengan tentakel hingga 2,5 meter juga meledak. Padahal, ubur-ubur ini punya racun yang bisa membunuh manusia dalam tiga menit.

Menurut María Luz Fernández de Puelles, peneliti asal Spanish Institute of Oceanography's Balearic Oceanography Center, ada tiga penyebabnya. Seperti dikutip dari Mother Nature Network, 28 Desember 2010, ubur-ubur hidup subur sebagai efek samping dari polusi, kenaikan temperatur air dan penangkapan ikan yang berlebih.

Manusia terlalu banyak membuang limbah, termasuk limbah pertanian ke sungai yang akhirnya mengalir ke laut. Seperti diketahui, pupuk didesain untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Ternyata, pupuk juga berfungsi sama di laut dengan meningkatkan pertumbuhan ganggang.

Yang jadi masalah, ganggang merupakan makanan bagi mikro organisme di laut, yang merupakan makanan utama para ubur-ubur. Semakin melimpahnya ganggang dan mikro organisme, semakin terjamin pula hidup ubur-ubur.

Kedua, pemanasan global membuat suhu air laut makin hangat. Dari penelitian, ini memicu ubur-ubur makin subur dalam bereproduksi dan membuat mereka berenang semakin mendekati pantai. Demikian pula dengan ubur-ubur tropis yang memiliki tentakel beracun.

Ketiga, penangkapan ikan yang berlebihan, khususnya tuna, hiu, dan juga penyu laut membuat ubur-ubur semakin bebas berkeliaran. Padahal, hewan-hewan pemangsa itu biasanya memakan ubur-ubur dan telur-telurnya.

“Ubur-ubur adalah pemangsa yang sangat rakus dan bersaing dengan organisme dan plankton lain untuk berebut makanan,” kata de Puelles. “Dengan melejitnya pertumbuhan ubur-ubur, maka mereka akan mengubah struktur ekosistem di laut secara drastis.”
read more...

Senin, 27 Desember 2010

Sains

Astronom Temukan Atmosfir Serupa Bumi
GJ 1214b, planet yang memiliki atmosfir itu berukuran 2,7 kali lebih besar dari Bumi.
Jum'at, 3 Desember 2010, 00:42 WIB
Muhammad Firman
VIVAnews - Sekelompok astronom, termasuk dua asal NASA berhasil mengenali atmosfir sebuah planet super-Bumi bernama GJ 1214b  menggunakan teleskop Very Large Telescope yang ada di Paranal Observatory in Chile.

Temuan yang dilaporkan di jurnal Nature tersebut merupakan tonggak sejarah penting menuju kemampuan mendeteksi atmosfir planet serupa Bumi, untuk mencari tanda-tanda kehidupan.

Diperkirakan, planet ini diselimuti lapisan tipis air atau lapisan awan tebal yang berada jauh di atas permukaannya. Jika ia memiliki lapisan tipis air, GJ 1214b diperkirakan mengandung es. Jika awan tebal, kemungkinan planet itu berbatu-batu, serupa Neptunus, meski planet itu berukuran lebih kecil.

“Ini merupakan planet super-Bumi pertama yang terdeteksi memiliki atmosfir,” kata Jacob Bean, astronom NASA dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, seperti dikutip dari Nasa, 2 Desember 2010. “Namun, meski telah menggunakan pengukuran baru, kami tetap belum dapat memastikan dari apa atmosfir planet itu terbuat,” ucapnya.

GJ 1214b, pertamakali ditemukan pada Desember 2009, berukuran 2,7 kali lebih besar dari Bumi dan 6,5 kali lebih berat. Ia mengorbit dekat dengan bintangnya yang redup, dengan jarak 0,014 astronomical units atau sekitar 695 ribu kilometer.

Astronomical unit merupakan jarak antara Bumi dan Matahari, yakni sekitar 149 juta kilometer. Mengingat dekatnya jarak antara GJ1214b ke bintang yang ia kelilingi, kemungkinan tidak ada kehidupan di planet tersebut. “Tahun depan, kami baru akan memiliki jawaban pasti seputar apa dan bagaimana sebenarnya planet ini,” kata Bean.
Baca juga: Usia 8 Tahun, Anak Ini Idap Kanker Ovarium
read more...

Sains

Satelit Jepang Menembus Planet Venus
Ini untuk menjawab beragam misteri tetangga Bumi itu.
Rabu, 8 Desember 2010, 06:20 WIB
Elin Yunita Kristanti
VIVAnews -- Jepang makin menunjukkan tajinya dalam penjelajahan luar angkasa. Tak hanya berhasil mendaratkan roket Hayabusa yang membawa membawa sampel asteroid pertama ke Bumi.

Selasa 7 Desember 2010, satelit Jepang siap memasuki orbit Venus dalam misi dua tahun yang akan menjadi tonggak program luar angkasa negeri sakura itu. Sekaligus, menjawab pertanyaan soal iklim tetangga misterius Bumi itu.

Satelit yang dinamakan 'Akatsuki' yang berarti 'Fajar' akan menjadi satelit pertama Jepang yang mengorbit planet lain. Amerika Serikat dan Eropa telah lebih dulu melakukannya.

Para ilmuwan mengaku mereka sempat kehilangan kontak dengan satelit tanpa awak itu Selasa pagi.

Juru bicara Badan Antariksa Jepang (JAXA), Tsutomu Yoshioka mengatakan, akibat ganguan tersebut, dibutuhkan waktu beberapa jam lebih lama dari yang diharapkan untuk memutuskan status satelit.

Akatsuki yang diluncurkan 20 Mei 2010 dirancang untuk memantau aktivitas gunung berapi di Venus dan menyediakan data tentang cakupan awan tebal dan iklim, termasuk apakah planet ini memiliki  petir. Satelit ini  ini dilengkapi dengan kamera inframerah dan instrumen lainnya untuk melaksanakan misinya.

Satelit berharga US$300 juta ini ditujukan untuk mengorbit di sekitar Venus, mulai 300 kilometer sampai 80 ribu kilometer -- jarak yang memungkinkan memonitor pola cuaca secara komperehensif.

Salah satu misteri yang ingin dipecahkan para ilmuwan adalah  intensitas angin permukaan Venus yang diyakini memiliki kecepatan sampai 360 kilometer per jam.

Menembus orbit Venus adalah sukses besar bagi Jepang yang pernah gagal menempatkan satelitnya di orbit mars. Satelit ke Mars yang diberi nama Nozomi, atau "Harapan" yang diluncurkan pada tahun 1998 mengalami serangkaian masalah teknis.

Untung satelit Hayabusa berhasil sukses memawa sample Asteroid Itokawa -- ini jadi dorongan semangat bagi program luar angkasa Jepang.

Apalagi, dalam beberapa tahun terakhir, Jepang dibayang-bayangi langkah besar China yang bahkan telah dua kali mengirimkan astronotnya ke luar angkasa sejak tahun 2003.

Padahal, Jepang duluan menjadi negara terkemuka di bidang penjelajahan luar angkasa dengan menjadi negara Asia pertama yang menempatkan satelitnya di sekitar orbit Bumi di tahun 1970 dan mampu mengembangkan roket pendorong yang handal. (hs)
• VIVAnews
read more...

Sains

Teori Baru Asal Muasal Cincin Saturnus
Cincin Saturnus diperkirakan berasal "pembunuhan kosmik" atas satu bulan besar.
Senin, 13 Desember 2010, 23:55 WIB
Muhammad Firman
VIVAnews - Sekelompok peneliti asal Southwest Research Institute di Boulder, Colorado, Amerika Serikat mengungkapkan teori baru seputar terbentuknya cincin planet Saturnus. Teori yang mereka temukan itu telah dipublikasikan di jurnal Nature.

Seperti diketahui, asal muasal cincin Saturnus merupakan salah satu misteri yang ada di tata surya kita yang belum terpecahkan sampai saat ini. Akan tetapi, dari bukti-bukti yang baru ditemukan, kemungkinan cincin itu terbentuk sebagai hasil dari “pembunuhan” kosmik.

Diperkirakan, korbannya adalah bulan yang belum diketahui namanya, yang hilang sekitar 4,5 juta tahun lalu. Tersangkanya adalah piringan gas hidrogen yang sempat hadir di sekeliling Saturnus, saat puluhan bulan milik planet itu terbentuk, dan kini telah menghilang. Adapun penyebab kematian bulan yang malang itu adalah dorongan yang menyemplungkannya ke Saturnus.

“Cincin spektakuler yang penuh warna itu merupakan bukti yang tersisa,” kata Robin Canup, astronom dari Southwest Research Institute, seperti dikutip dari Nature, 13 Desember 2010. “Saat bulan itu menuju kematian, Saturnus merampas lapisan es terluar milik bulan itu dan membentuk cincin,” ucapnya.

Menurut Joe Burns, astronom asal Cornell University, Amerika Serikat, yang tidak terlibat dalam penelitian, misteri cincin Saturnus menjadi teka-teki bagi umat manusia selama beberapa abad. Meski demikian, Burns menyebutkan, teori yang dikemukakan Canup dan timnya masuk akal.

Sebelum ini, teori yang mengemuka adalah bulan-bulan Saturnus saling bertumbukan atau asteroid telah menabrak ke beberapa bulan itu. Debu dan partikel pecahannya lah yang kemudian membentuk cincin.

Yang jadi masalah, bulan-bulan milik Saturnus terdiri dari separuh es dan separuh bebatuan, sedangkan ketujuh cincin yang dimiliki planet itu 95 persennya terdiri dari es. “Bahkan mungkin sebelumnya seluruh material cincin itu adalah es,” ucapnya.

Jika cincin terbentuk dari tabrakan antar bulan atau asteroid yang menabrak bulan, seharusnya ada lebih banyak bebatuan di cincin planet Saturnus. “Sesuatu telah merampas es milik sebuah bulan yang besar dan meninggalkan es itu menjadi cincin Saturnus,” ucap Canup.

Cincin Saturnus sendiri, menurut Canup, awalnya 10 sampai 100 kali lebih besar dibanding saat ini. “Sejalan dengan waktu, es di bagian luar cincin telah menyatu ke dalam beberapa bulan milik Saturnus,” kata Canup. “Berarti, apa yang dimulai dari bulan, telah menjadi cincin, dan kini kembali menjadi bulan,” ucapnya.

Seperti diketahui, Saturnus saat ini memiliki 62 buah bulan, dan 53 buah di antaranya sudah memiliki nama.(np)
read more...

Sains

R136a1, Bintang Terbesar Sejagat Raya
Berukuran 265 kali lebih besar, sinarnya 10 juta kali lebih terang dibanding Matahari.
Sabtu, 25 Desember 2010, 15:46 WIB
Muhammad Firman
VIVAnews - Sekelompok astronom asal Inggris berhasil mendeteksi sebuah bintang yang paling besar yang pernah dilihat manusia. Bintang raksasa itu memiliki ukuran 265 kali lipat lebih besar dibanding Matahari kita.

Saking besarnya, bintang itu dapat mengubah teori tentang bagaimana proses lahirnya bintang. Bahkan diperkirakan, saat lahir ia mencapai ukuran 320 kali Matahari.

Sebelum ini, menggunakan model yang digunakan oleh peneliti, diketahui bahwa ukuran maksimal bintang adalah 150 kali lipat dibanding Matahari kita. Apapun yang berukuran di atas itu terlalu sulit untuk terbentuk menjadi bintang.

Namun, dikutip dari BBC, 25 Desember 2010, Paul Crowther, astronom asal University of Sheffield, Inggris, setalah mengamati gambar-gambar yang ditangkap oleh Very Large Telescope di Chile dan teleskop ruang angkasa Hubble, menemukan bintang yang melampaui ukuran maksimal itu.

Selain jauh lebih besar dibanding Matahari, R136a1, bintang yang berada di gugus dengan jarak 165 ribu tahun cahaya dari Bumi itu juga sama terangnya dengan 10 juta buah Matahari kita.

“Sebagai gambaran, perbandingan cahaya antara bintang ini dengan Matahari di tata surya kita adalah seperti membandingkan sinar Matahari dengan Bulan purnama,” kata Crowther.

Diperkirakan, suhu di permukaan bintang itu mencapai sekitar 50 ribu derajat Celsius, hampir delapan kali lebih panas dibanding Maharari.

Crowther menyebutkan, hal yang lebih penting dari penemuan bintang raksasa itu adalah memberikan keyakinan pada manusia bahwa kemungkinan besar masih ada bintang-bintang sangat raksasa seperti R136a1 di jagat raya. (hs)
read more...

Rabu, 22 Desember 2010

Sains

6 Penemuan Paling Konyol Sepanjang Abad Ke-20
Salah satunya penemuan itu, payung yang melindungi rokok dari hujan.
Selasa, 21 Desember 2010, 06:32 WIB
Elin Yunita Kristanti
VIVAnews -- Abad ke-20 ditandai dengan sejumlah penemuan-penemuan hebat yang mengubah kehidupan manusia.

Ada penemuan mobil canggih, juga internet. Di abad tersebut manusia bahkan mampu menjejakkan kakinya ke Bulan.

Namun, tak semua penemuan itu layak dimasukkan dalam buku sejarah. Sebab, beberapa temuan dinyatakan gagal, bahkan konyol. Apa saja temuan yang masuk kategori tak berguna itu?

1. TV Kacamata, 1963. Penemu, Hugo Gernsback memakai kacamata TV, produk itu tak pernah dirilis.
TV kacamata

2. Papan seluncur bermotor. Penemu asal Hollywood, Joe Gilpin mengendarai papan luncur bermotor pada 1948.
Papan seluncur bermotor

3. Kandang bayi berkawat yang diletakkan di luar jendela. Seorang pengasuh bayi mengawasi bayi yang dimasukkan dalam kandang kawat yang berada di luar jendela gedung tinggi pada tahun 1937. Kandang ini dibagikan pada anggota Chelsea Baby Club di London yang tak memiliki taman atau yang tega menempatkan bayi mereka di atas jalanan yang ramai.
Kandang bayi di jendela

4. Payung rokok antihujan.  Presiden Zeus Corp, Robert L. Stern, menggunalan payung rokok yang ia rancang sendiri pada 1954. Tak bakal basah walau hujan.
Payung rokok antihujan

5. Elektrometer Hubbart. Penulis fiksi ilmiah dan pendiri gereja aliran Scientology, L. Ron Hubbard menggunakan elektrometer Hubbard untuk mencari tahu apakah tomat merasakan sakit pada tahun 1968.

Apa yang ia lakukan berujung pada kesimpulan: 'tomat menjerit saat dipotong'.
Elektrometer Hubbart
6. Robot penembak. Sebuah robot yang dilengkapi dengan senapan diadu dengan penembak manusia pada 1960. Ini menimbulkan banyak pertanyaan, bijaksanakah melengkapi robot dengan pistol.
Robot penembak


• VIVAnews
read more...

Sabtu, 18 Desember 2010

Sains

Atmosfir Pluto Terbalik Dibanding Bumi
Atmosfir bagian atas Pluto lebih hangat dibandingkan dengan suhu di permukaannya.
Sabtu, 18 Desember 2010, 00:27 WIB
Muhammad Firman
VIVAnews - Pluto, planet terjauh dari sistem tata surya kita memiliki atmosfir yang unik. Dibandingkan dengan milik Bumi, atmosfir di Pluto terbalik. Semakin tinggi, suhunya semakin tinggi, bukannya semakin rendah.

Dari pengukuran yang dilakukan oleh astronom, menggunakan Very Large Telescope milik European Southern Observatory, diketahui bahwa metana merupakan gas kedua paling banyak yang ada di atmosfirnya. Gas itu juga lebih panas di tempat yang lebih tinggi dibanding di permukaan planet.

Efek sampingnya, atmosfir bagian atas Pluto memiliki suhu sekitar 50 derajat Celcius. Lebih hangat dibandingkan dengan suhu di permukaan Pluto yang mencapai 230 derajat Celcius di bawah 0.

Menurut spekulasi Emmanuel Lellouch, ketua tim peneliti dari Paris Observatory, Prancis, di permukaan Pluto terdapat lapisan tipis beku dari metana dan gas-gas lain.

“Saat orbit Pluto sedang dekat dengan Matahari, gas beku itu menguap,” kata Lellocuh, seperti dikutip dari National Geographic, 17 Desember 2010. “Proses ini, disebut juga dengan sublimasi, mendinginkan permukaan Pluto sekaligus menghangatkan atmosfirnya,” ucapnya.

Menurut Leslie Young, Deputy Project Scientist for NASA, penemuan itu memberi petunjuk terhadap observasi lebih lanjut yang akan dilakukan satelit New Horizons.

“Kita tahu bahwa Pluto mengalami perubahan saat ia mengelilingi Matahari,” ucap Young. “Mengombinasikan hasil temuan observasi di bumi dengan data yang akan dikumpulkan New Horizons akan memberikan petunjuk jelas seputar perilaku planet kerdil tersebut,” ucapnya.

Sebagai informasi, satelit New Horizons yang diluncurkan pada 19 Januari 2006 diperkirakan akan tiba di orbit Pluto pada 14 Juli 2015 mendatang.
read more...

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Foto Saya
anto1669
welcome and congratulations to explore my blog and get experience, you need ... God bless you
Lihat profil lengkapku