Tampilkan postingan dengan label Tips Untuk Orang Tua. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tips Untuk Orang Tua. Tampilkan semua postingan

Kamis, 09 Desember 2010

SALAHKAH MEMAKSA ANAK UNTUK BERPRESTASI ???

Salahkah Memaksa Anak Untuk Berprestasi?

Banyak orangtua membangkitkan kemarahan anak-anak mereka dengan terus-menerus mendesak mereka untuk berprestasi. Paksa anak Anda untuk meraih impian yang tidak pernah Anda raih, maka Anda akan menghancurkan anak Anda.
Tentu saja merupakan tanggung jawab setiap orangtua untuk memberi semangat dan mendorong anak mereka agar mencapai prestasi yang lebih tinggi. Dalam 1 Tesalonika 2:11 Rasul Paulus mengingatkan jemaat Tesalonika mengenai sikap kebapaannya terhadap mereka: “Kamu tahu, betapa kami, seperti bapak terhadap anak-anaknya, telah menasehati kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang”.
Nasehat dan sikap kebapaan tentu memiliki tempat di hati anak-anak, tapi perhatikan bahwa hal itu harus diikuti dengan dukungan yang penuh kasih. Orangtua yang hanya mendesak anak-anak mereka untuk meraih prestasi lebih banyak tanpa mendukung mereka di tengah kegagalan mereka sama halnya dengan menggiring anak mereka untuk menyimpan kemarahan. Desaklah anak Anda untuk meraih sasaran yang tidak wajar atau tidak dapat diwujudkan dan Anda akan merenggut semua kesadaran untuk pencapaian dari anak Anda.
Ketika putra-putra saya masih kecil dan terlibat dalam tim olahraga, tampaknya setiap tim yang pernah diikutinya memiliki paling sedikit satu orang ayah yang telah menakut-nakuti putranya jika gagal, sehingga sang anak hidup dalam ketakutan untuk gagal. Akibatnya, ia justru tidak bermain dengan segenap kemampuannya.
Saya mengenal banyak orangtua yang tak henti-hentinya menekan anak mereka tanpa belas kasihan untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi. Sebagian besar orangtua itu dimotivasi oleh egoisme belaka. Mereka semata-mata berupaya memenuhi impian masa kecil mereka yang tidak terwujud melalui anak mereka. Ini adalah beban yang tidak adil yang diletakkan pada pundak anak.
Seorang remaja putri cantik yang saya kenal sunguh-sungguh menjadi gila oleh karena tekanan orangtuanya. Saya mengunjungi dia di sebuah kamar yang diberi lapisan-lapisan empuk dimana ia berbaring kaku, tidak bergerak kecuali karena tubuhnya yang bergetar terus-menerus. Sebelumnya, dia adalah seorang murid dengan peringkat tertinggi, seorang pemandu sorak, dan ratu dalam acara reuni alumni. Tetapi semua ini tidak pernah memuaskan orangtuanya.
Ibunya, secara khusus, terus-menerus menekan dia untuk meraih prestasi yang lebih baik lagi, berpenampilan lebih baik, dan berbeda dalam tindakan. Segala sesuatu yang dia perbuat merupakan kesempatan bagi ibunya untuk mengatakan kepadanya bagaimana dia dapat melakukan lebih baik lagi. Dan di bawah tekanan yang begitu banyak, akhirnya dia luluh lantak.
Setelah beristirahat beberapa minggu dan menjalani pengobatan, dia sembuh pada titik dimana ia tidak lagi membutuhkan perawatan. Akhirnya, dia dipulangkan – tepat ke dalam lingkungan dengan suasana panas dan menekan yang diciptakan ibunya bagi dirinya. Tidak berapa lama kemudian, remaja ini kemudian bunuh diri.
Mengapa? Ucapannya kepada saya beberapa saat sebelum kematiannya: “Tidak peduli apa pun yang saya lakukan, hal itu tidak akan pernah memuaskan ibu saya.” Percayalah, wanita muda ini telah mencapai prestasi yang jauh melampaui potensi sang ibu, tetapi sang ibu berupaya menghidupkan khayalannya sendiri melalui putrinya. Sungguh mengerikan! Dia menggiring putrinya untuk marah dan menghancurkan dirinya sendiri.
read more...

Ajaklah anak anda persekutuan doa

"Tetapi Yesus berkata: 'Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga.'" (Matius 19:14)
Ajaklah anak Anda dalam berbagai persekutuan doa dan ibadah gereja Anda. Jangan menyuruh mereka pergi ke ruangan lain untuk bermain-main atau mencari hiburan. Jangan keluarkan mereka dari hadirat Allah. Itulah yang dilakukan murid-murid Yesus kepada anak-anak pada suatu hari dan Yesus menasihati mereka dengan keras. "Biarkanlah anak-anak itu," kata Yesus. "Janganlah menghalang-halangi mereka. Berikan mereka kesempatan untuk berada dalam hadirat-Ku dan untuk merasakan siapa Aku."
Anak-anak belajar ketika mengamati orang lain, lalu meniru mereka. Biarkan Anak Anda belajar bagaimana cara berdoa dengan melihat Anda berdoa. Berikan anak Anda kesempatan untuk merasakan dan mencoba berdoa.
Anak Anda mungkin tidak memunyai keberanian yang tinggi kepada Tuhan. Anak Anda mungkin tidak ingin mengatakan apa-apa. Akan tetapi, tetap izinkanlah dia bebas mengambil bagian dalam persekutuan doa Anda dan berdoa sejauh yang ingin dia doakan.
Anak-anak sering merasa nyaman berada dalam ruangan doa. Kenyataannya, mereka dapat merasa sangat santai sehingga mereka ketiduran. Biarkan saja! Anak cucu kami telah berada dalam 3 jam persekutuan doa keluarga di sepanjang hidupnya. Mereka sepenuhnya nyaman duduk sebentar, memanjat pangkuan yang satu dan yang lain, berbaring di lantai, terkadang berdoa, terkadang mengamati, dan terkadang tiduran. Berikan anak Anda kebebasan untuk bergerak selama persekutuan doa, bertukar posisi, berdiri sejenak, dan duduk sementara. Biarkan dia merasa santai dalam kehadiran Allah dan merasa nyaman, tetapi tetap hormat dalam ruang takhta-Nya.
Ceritakan kepada anak Anda sebelum doa dimulai apa yang Anda harapkan darinya selama persekutuan. Biarkan mereka mengerti batasan-batasan sikapnya yang Anda tetapkan selama persekutuan doa.
Alkitab tidak menetapkan posisi tertentu untuk berdoa. Beberapa orang dalam Alkitab berdoa sambil berdiri, yang lain menundukkan wajah mereka di hadapan Allah. Beberapa orang berlutut, beberapa berdoa sambil berjalan, beberapa mengangkat tangan. Berikan anak Anda kebebasan posisi seperti yang dinikmati orang-orang dalam Alkitab. Biarkan anak Anda berdiri atau duduk atau bergerak saat dia berdoa.
Anda dapat menolong melatih anak Anda untuk mengambil bagian dalam kelompok pertemuan doa. Berikan anak Anda kebebasan untuk menambahkan "amin" pada setiap doa orang lain yang dia setujui. Atau minta dia untuk berdoa mengucapkan satu kata ucapan syukur saja selama pertemuan doa keluarga, seperti kata ucapan syukur "keamanan" atau "teman-teman". Kemudian, bergeser ke satu kalimat dari setiap anggota dalam keluarga Anda atau pertemuan doa kelompok kecil.
"Terima kasih saya bisa bermain dengan Jenny hari ini." "Terima kasih ada sate ayam untuk makan malam."
Biarlah anak-anak itu datang. Yesus membiarkan mereka datang. (t/Uly)
Diterjemahkan dari:

Published in e-BinaAnak, 25 August 2010, Volume 2010, No. 497

read more...

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Foto Saya
anto1669
welcome and congratulations to explore my blog and get experience, you need ... God bless you
Lihat profil lengkapku