Kamis, 09 Desember 2010

Kisah Penjual Sepatu

PACE PANOV
        Sebuah cerita Natal Pembacaan Kitab Matius 25:34-40.

  Di suatu negeri yang jauh, ada seorang tukang sepatu bernama bapak
  Panov. Biasanya dia duduk seharian di kios tempat kerjanya dengan
  palu dan kulit binatang yang dipukul-pukul dengan palunya itu.
  Kemudian dia mengiris-iris lembaran kulit kering dengan sebilah
  pisau tajam. Tidak lama kemudian, dia menjahitnya dengan jarum
  tukang sepatu yang bengkok. Akhirnya, jadilah sebuah sepatu yang
  sangat bagus. Setelah itu, dia mulai dengan sepatu yang kedua. Dia
  mulai dengan memukul-mukul dan mengiris lembaran kulit kering dengan
  pisau yang tajam itu, dan dia mulai menjahit lagi, hasilnya sungguh
  memuaskan. Sepasang sepatu yang sangat bagus! Hatinya sangat
  gembira. Setiap orang senang mengunjungi kios tempat kerjanya itu.
  Hal ini terjadi pada masa silam, saat dia masih sangat muda.

  Setelah dia menjadi tua, tidak ada orang yang mau datang ke kiosnya.
  Mereka mencari kios atau toko sepatu lain. Memang dia masih memiliki
  sepatu-sepatu yang bagus, tetapi tidak ada orang yang mau
  membelinya. Tukang sepatu tua ini sekarang hidup sendiri.
  Kadang-kadang ada satu-dua orang yang mengunjungi kiosnya, sehingga
  dia bisa mendapat uang untuk membeli kopi bubuk, sedikit sup, dan
  tepung roti, tidak lebih dari itu.

  Si tukang sepatu tua ini memiliki satu buku tebal yang sudah hampir
  rusak, sebuah Alkitab yang sudah lama sekali. Pagi tadi, dia membaca
  Alkitab tersebut. Hampir hari Natal, dia membaca sebuah cerita
  Natal. Dia membaca juga tentang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua
  kali.

  Dia yang duduk di atas takhta itu bertanya kepada beberapa orang di
  situ, "Apa yang kamu lakukan pada waktu kamu masih hidup di dunia?"
  Satu per satu menjawab pertanyaan-Nya itu. Lalu Dia berkata: "Mari
  masuk, kamu yang berdiri di sana juga masuk, kamu, kamu, dan kamu
  masuk!" Karena kamu memberi aku makan pada waktu Aku lapar, kamu
  memberi Aku minum pada waktu Aku haus. Pada waktu telanjang, kamu
  memberi Aku pakaian!"

  Tukang sepatu tua ini sama sekali tidak mengerti cerita ini. Dia
  berpikir-pikir tentang cerita itu. Kepalanya mulai terasa berat,
  seperti mau tidur. Pada saat dia meletakkan tangannya di atas meja
  sebagai tumpuan kepalanya, tiba-tiba terdengar suatu suara, "Jangan
  takut, inilah Aku, pada hari ini juga Aku akan mengunjungimu!"

  Tukang sepatu ini terkejut bukan kepalang. Suara siapakah itu?
  Apakah itu suara Tuhan? Ah, tidak mungkin! Tuhan berada di surga.
  Tuhan tidak mungkin mau datang di rumahnya yang kecil dan sempit
  ini. Tapi bagaimana? Mungkin ini hanya mimpi saja. Walaupun
  demikian, dia tidak bisa melepaskan pikiran dari hal itu. Dia pasti
  menerima seorang Tamu Istimewa pada hari ini.

  Hari masih pagi. Dia mulai memasak air panas untuk kopi dan membuat
  sedikit roti. Dia meletakkan juga sebuah panci air di atas tungku
  untuk sup. Dia memasukkan sedikit kentang dan daging ke dalam panci
  itu, kemudian diaduknya pelan-pelan. Akhirnya sup itu matang, enak
  sekali! Dia akan makan pada jam 12 tengah hari nanti. Sekarang belum
  jam dua belas!

  Di luar terdengar suara lonceng gereja berdentangan. Dia melihat
  orang-orang pergi ke gereja. Dia tidak pergi ke gereja karena dia
  sudah tua dan tidak ada seorang pun yang menolongnya. Hawa di luar
  rumah sangat dingin karena memang begitulah dingin di negeri Rusia
  ini. Jadi, lebih baik dia tinggal di rumah saja! Dia bisa membaca
  Alkitab. Walaupun dia tidak bisa pergi ke pesta Natal di gereja,
  dia bisa membaca Alkitab dan berdoa sendiri. Lagipula dia berpikir
  bahwa pada hari ini dia akan menerima tamu di rumahnya, Tuhan mau
  datang ke rumahnya!

  Pada saat itu, dia mendengar bunyi kericik di luar. Seorang penyapu
  jalan sedang sibuk menyingkirkan salju dari jalan supaya setiap
  orang bisa berlalu lalang dengan baik. Kadang-kadang salju jatuh
  sampai setinggi satu meter, sehingga tidak ada orang yang bisa
  melewati tempat itu. Belum lagi dahan yang berjatuhan di sana-sini
  yang lebih mempersulit perjalanan. Tukang sapu itu membersihkan
  jalan dengan susah payah karena suhu yang sangat dingin.

  Pak Panov merasa iba, dia segera memanggil tukang sapu jalan itu
  untuk masuk ke rumahnya, untuk sejenak menghangatkan badan. Dia
  berkata, "Mari masuk, di sini sedikit hangat!"

  "Oh, saya sangat senang bisa masuk untuk sekadar beristirahat, hawa
  di luar sangat dingin."

  "Silakan duduk! Apakah bapak mau minum kopi?"

  "Ya, terima kasih!"

  "Saya punya beberapa ketul roti. Saya sedang menunggu tamu."

  Lima belas menit kemudian tukang sapu jalan itu meminta diri.
  "Terima kasih banyak, saya sudah merasa hangat. Sekarang saya harus
  bekerja kembali." Pak Panov kembali duduk sendirian sambil menunggu
  Tuhan yang mau mengunjunginya. Hari sudah sedikit lebih siang,
  kira-kira jam sembilan, tetapi tamunya belum muncul juga.

  Tidak jauh dari situ terletak kantor walikota. Bapak walikota sedang
  menerima tamu. Tamu bapak walikota ini datang dengan kereta yang
  ditarik dengan beberapa ekor kuda, ia seorang pegawai tinggi.
  Kusirnya duduk di luar kereta, di bagian depan kereta kuda itu.
  Sedangkan pegawai tinggi pemerintah itu duduk di dalam kereta dengan
  pakai bulu tebal yang indah. Orang itu datang mengucapkan "Selamat
  hari Natal" kepada bapak walikota. Ketika ia masuk ke dalam rumah
  bapak walikota, sang kusir tetap duduk kedinginan di atas kereta.

  Pak Panov melihat ke arah kusir itu. Dia sangat takut jika si kusir
  itu mati kedinginan. Pak Panov segera berteriak memanggil kusir itu,
  "Eeeh, mari ke sini, tunggulah tuanmu itu di sini, di dalam rumahku.
  Tuanmu pasti akan tinggal sedikit lama dalam rumah bapak walikota.
  Jadi, sebaiknya kamu tunggu beliau di sini. Lagi pula beliau sedang
  makan enak di situ, sedangkan kamu tidak mendapat apa-apa." Alangkah
  senangnya hati kusir itu, dia segera turun dari kereta itu dan masuk
  ke dalam rumah Pak Panov.

  "Terima kasih, di luar sangat dingin. Bolehkah saya duduk dekat
  tungku api itu?"

  "Silakan. Apakah bapak mau minum kopi? Saya punya sedikit sup
  hangat, kalau bapak mau."

  "Ya, terima kasih!"

  Setelah makan sedikit sup dan minum secangkir kopi hangat, si kusir
  itu ingin meneruskan ceritanya, tetapi Pak Panov menyela "Hari
  ini saya mau menerima seorang Tamu Istimewa, Tuhan Yesus mau datang
  mengunjungi saya!"

  "Tuhan Yesus mau mengunjungi bapak?" tanya orang itu keheranan.
  "Tidak mungkin, Dia sudah lama datang di Betlehem!"

  "Ya, tapi ini benar, Tuhan sudah berjanji pada saya!"

  Kusir ini menjadi bingung lalu segera minta permisi. Dia berpikir
  bahwa Pak Panov ini sudah tua, jadi kepalanya tidak begitu beres
  lagi. Dia duduk kembali di atas kereta sampai tuannya keluar dari
  rumah bapak walikota.

  Hari sudah kira-kira jam sepuluh. Semua orang sudah masuk ke gereja.
  Tidak terdengar langkah kaki seorang pun di luar, keadaan sangat
  sunyi.

  Bapak Panov berpikir: "Jam berapakah datangnya tamu saya ini?
  Mungkin malam hari!"

  Satu hingga dua jam ia menunggu tamunya itu.

  "Aduh, sudah hampir jam dua belas!"

  Ketika dia melongokkan kepalanya, dia melihat seorang ibu sedang
  bersandar pada dinding rumahnya dengan kain selendang di badannya.
  Seorang ibu di luar? Sendirian? Dalam cuaca sedingin ini? Hal ini
  tidak baik!

  Bapak Panov berkata, "Ibu, ibu, mari masuk ke sini! Jangan berdiri
  di luar!"

  Ibu itu menjawab, "Saya tidak punya rumah, saya sudah diusir dari
  rumah saya, apa gunanya saya masuk ke rumah bapak! Bapak punya
  rumah, tetapi saya? Biarlah saya berdiri sejenak di sini saja!"

  "Ayo, kemarilah! Apa yang ada dalam selendang ibu itu?"

  "Ini anak saya, tetapi tidak mengapa, biarkanlah kami. Ini sudah
  menjadi nasib kami!"

  "Aduh ibu, jangan begitu. Silakan masuk! Jangan malu! Saya seorang
  tua, jadi jangan takut!"

  Bapak Panov membuka pintu dan mempersilakan ibu dan anaknya itu
  masuk

  "Aduh saya hampir mati kedinginan. Oh, saya senang, hangat betul
  rumah bapak ini."

  "Apakah ibu lapar?"

  "Ya, saya belum makan sejak dari kemarin pagi."

  "Dan bagaimana dengan anak ibu "

  "Belum ada sesuatu pun yang dia makan sejak...." Ibu itu tidak bisa
  menghabiskan perkataannya.

  "Ini ada sedikit sup dan roti. Ambillah piring ini dan makanlah!"

  Ibu dan anaknya itu makan dengan lahap. Bapak Panov melihat cara
  mereka makan dengan mulut ternganga, seakan-akan mereka belum makan
  selama sebulan. Bapak Panov sangat senang akan hal itu. Di saat yang
  sama, bapak Panov melihat kaki anak kecil itu, hanya berkaos kaki
  sama sekali tidak bersepatu! Luar biasa untuk cuaca yang dingin pada
  musim salju ini. Kasihan! Hal ini sangat tidak lumrah. Pikiran Pak
  Panov berputar keliling. Tiba-tiba dia melihat ke arah dinding.

  Pada dinding rumahnya itu tergantung sepasang sepatu anak-anak.
  Sepasang sepatu itu telah lama tergantung di situ, sudah 30 tahun.
  Sepatu itu dia buat sendiri untuk anaknya karena pada waktu dia
  menikah, dia berkata "Kalau saya dikaruniai seorang anak, maka anak
  saya itu harus memiliki sepasang sepatu yang terbagus!" Lalu dia
  membuat sepasang sepatu yang sangat bagus. Tetapi istrinya meninggal
  dunia tidak lama kemudian. Dia tidak memiliki keturunan. Bapak Panov
  ini berpikir, "Untuk apa saya menggantung sepatu ini di dinding
  selama tiga puluh tahun?" Dia menurunkan sepatu itu dari dinding dan
  berkata, "Ibu, saya ingin memberikan sepatu ini kepada anak ibu."

  "Aduh Pak, saya tidak memiliki uang sepeser pun. Sepatu ini sangat
  bagus, sangat mahal tentunya. Harganya mungkin puluhan ribu. Oh,
  maaf Pak, saya tidak bisa membayarnya!"

  "Ah tidak mengapa, harganya sekitar empat puluh ribu, tapi ibu tidak
  perlu membayarnya. Saya mau memberikan sepatu ini kepada anak ibu.
  Kalau tidak, kasihan, kakinya bisa sangat kedinginan. Mari coba saya
  pasangkan buat anak ibu! Aduh, cocok sekali dengan ukuran kaki anak
  ini, pakaikanlah kepadanya! Kalau ibu sudah merasa hangat, maaf ibu,
  saya sedang menunggu seorang tamu yang akan datang mengunjungi saya.
  Jadi.... "

  "Oh tidak mengapa, saya minta permisi sekarang juga. Terima kasih
  banyak, Pak!"

  "Baiklah ibu, barangkali ibu bisa kembali esok hari. Sekarang saya
  sedang menunggu tamu saya." Waktu berjalan dengan cepat. Jam satu,
  jam dua, bapak Panov menjadi tidak sabar lagi. Dia berkata,
  "Bagaimana ini, Tuhan?"

  Ada beberapa orang lagi yang berjalan di luar, dia mengundang mereka
  masuk dan memberi mereka makan dan minum. Setelah lima belas menit,
  dia berkata kepada orang-orang itu, "Saya sedang menunggu tamu,
  Tuhan Yesus akan datang ke rumah saya ini!" Orang-orang itu berkata
  "Bapak Panov, apakah bapak sudah gila? Hal itu tidak mungkin!"

  "Tapi, pagi tadi saya dengar suara-Nya. Ia berjanji untuk datang
  hari ini!"

  Hari sudah mulai gelap, kira-kira jam enam. Masih tersisa sedikit
  kopi, dan beberapa kerat roti. Sup sudah habis dilahap beberapa
  orang. Bapak Panov berkata dalam hati, "Aduh bagaimana ini, kalau
  Tuhan Yesus datang nanti, saya tidak bisa memberikan apa pun
  kepada-Nya."

  Lalu beliau mulai mengantuk dan jatuh tertidur di atas meja. Pada
  saat itu bapak Panov mendengar suara, "Bapak Panov, terima kasih,
  sebab engkau sudah memberi makan dan minum kepada-Ku. Terima kasih
  juga untuk sepasang sepatu yang indah itu!"

  Bapak Panov terkejut dari tidurnya, lalu langsung berkata, "Siapakah
  itu?"

  "Aku, Yesus, Aku sudah datang mengunjungimu!"

  "Aduh Tuhan Yesus, saya sudah seharian menunggu Engkau, tapi tidak
  melihat Engkau!"

  "Oh, kamu tidak melihat-Ku? Pada saat si tukang sapu jalan masuk
  dalam rumahmu, Aku juga masuk ke dalam rumahmu. Pada waktu kusir
  yang kedinginan itu kamu undang masuk ke rumahmu untuk duduk
  memanaskan diri dekat tungku apimu, Aku masuk juga bersamanya.
  Apalagi ketika ibu miskin dan anak yang kau beri sepatu itu,
  menurutmu siapa yang masuk ke rumahmu itu? Itulah Aku! Aku sudah
  mengunjungimu selama tiga, empat, lima, bahkan sepuluh kali pada
  hari ini!"

  "Oh Tuhan bagaimana semua ini bisa terjadi?"

  "Pagi tadi engkau sudah membaca Alkitabmu, lalu Aku yang membuat
  semuanya terjadi."

  "Oh Tuhan, terima kasih banyak! Engkau mengunjungiku selama sepuluh
  kali. Saya senang sekali, saya puji Engkau!

  "Kamu juga nantinya akan menjadi tamu-Ku di Surga! Sekarang sudah
  tersedia tempat bagimu di surga! Sebab engkau adalah anak yang baik"
  kata Tuhan Yesus.

  Demikianlah anak-anak, cerita dari Rusia ini sudah berumur dua ratus
  tahun. Cerita ini diceritakan oleh para orang tua kepada anak-anak
  mereka di hari Natal. Cerita ini juga cerita untukmu karena sering
  kali kita berkata, "Kita suka melihat Tuhan Yesus! Kalau Ia berada
  di dekat kita, tentunya Dia mau mengangkat segala susah kita!"
  Tetapi Tuhan Yesus itu ada. Ya, Ia sudah menjanjikan hal itu, dan
  kita bisa menolong-Nya juga. Jika ada seorang teman yang mengalami
  kesusahan dan kita menolongnya, maka sebenarnya kita sudah menolong
  Tuhan Yesus. Setiap kali jika kita memberikan persembahan di gereja,
  kita memberikannya untuk Tuhan Yesus supaya uang itu digunakan
  seperlunya. Kita bisa menolong Tuhan Yesus setiap hari.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul artikel: Pace Panov
  Judul buku: Cerita-Cerita Bahagia
  Penyusun: Lutze & Make van der Graaf
  Penerjemah: Ot Loupatty
  Penerbit: Foundation Child and World
  Halaman: 2 -- 9

Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Foto Saya
anto1669
welcome and congratulations to explore my blog and get experience, you need ... God bless you
Lihat profil lengkapku